Peringati Harlah Bung Karno, DPC & Anggota FPDIP Sidoarjo Kompak Gelar Tasyakuran
SIDOARJO (liputansidoarjo.com)- DPC PDIP Kabupaten Sidoarjo menggelar tasyakuran peringatan hari lahir Ir Soekarno (Bung Karno) yang jatuh pada Kamis (6/6/2024), di kantor DPC PDIP Sidoarjo.
Hadir lengkap pada tasyakuran ini jajaran petinggi partai yakni Sumi Harsono ketua, Samsul Hadi sekretaris dan Suyarno Bendahara (KSB) DPC PDIP Sidoarjo.
Terlihat juga anggota FPDIP DPRD Sidoarjo diantaranya Didik Prasetyo, Kasipah, serta Sujalil yang menggenakan seragam warna merah sebagai simbol partai.
Yang menarik, Calon Kepala Daerah yang mendaftarkan diri melalui PDIP juga turut menyemarakkan acara tasyakuran ini.
Salah satunya Ir Sugiono yang memakai baju batik berwarna hitam, mengikuti acara tasyakuran dengan hikmad.
Dalam sambutannya, ketua DPC PDIP Sidoarjo Sumi Harsono mengajak seluruh kader dan pengurus partai, untuk selalu menjaga semangat juang bung karno dalam merangkul wong cilik.
Hal ini penting, karena PDIP merupakan satu-satunya partai yang memiliki ideologi bung Karno.
“Sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, tidak boleh sedikitpun meninggalkan semangat juang untuk rakyat kecil. Ini seperti yang disampaikan oleh bung karno,” ujar Sumi.
Selain itu, Sumi Harsono juga menyampaikan, moment tasyakura hari lahir bung Karno ini, digunakan sebagai konsolidasi antara pengurus partai dari cabang sampai ranting, untuk bisa mengenal Cakada yang mendaftar melalui PDIP.
“Ini sekaligus ajang silatuhrahmi antara kader partai dengan Cakada kita,” ungkap Sumi.
Sementara itu sebelum acara doa dan potong tumpeng, pada kesempatan ini Samsul Hadi Sekretaris DPC PDIP Sidoarjo, membacakan sebuah puisi karya Bung Karno dengan judul
“janganlah menjadi politikus salon” di hadapan seluruh undangan.
Puisi yang tercantum dalam buku “Sarinah”, 1947 hal. 229-230 itu, dibacakan Samsul sebagai pengingat kepada seluruh kader dan Bacabup yang hadir, untuk bersuara dan bergerak beriringan dengan suara lantang.
“Dengan puisi ini, kita ingin menggugah kader agar antara suara dengan gerakan di bawah itu sama jalannya. Sehingga tidak hanya bersuara lantang, tapi tidak berbuat dan bekerja apapun untuk partai dan masyarakat bawah,” ujar Samsul Hadi.
Berikut Puisi nya.
Janganlah Menjadi Politikus Salon
Janganlah menjadi politikus salon!
Lebih dari separo
politisi kita adalah politisi salon
Yang mengenal Marhaen
hanya dari sebutan saja.
Apakah orang mengira
dapat menyelesaikan revolusi sekarang ini
Meski tingkatannya tingkatan nasional sekalipun Tidak dengan rakyat murba
Politikus yang demikian itu
Sama dengan seorang jenderal
yang tak bertentara
Kalau ia memberi komando
dia seperti orang berteriak di padang pasir
Tetapi betapakah orang dapat menarik rakyat jelata
Jika tidak terjun di kalangan mereka
Mendengarkan kehendak-kehendak mereka
Menyadarkan mereka akan diri sendiri
Membuat revolusi ini revolusi mereka?
(dari buku “Sarinah”, 1947 hal. 229-230). (Abidin)
Average Rating