Hearing Soal Rekrutmen Tenaga Kerja RSUD Sidoarjo Barat, Wakil Rakyat Minta Tetap Kedepankan Profesionalisme Dan Porsi Kebutuhan

Read Time:2 Minute, 19 Second

SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Dua hari setelah puluhan warga Krian dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) meluruk kantor DPRD Sidoarjo, menuntut transparansi rekruitmen pegawai RSUD Krian (RSUD Barat) yang dinilai tidak transparan, mereka akhirnya diundang komisi D untuk hearing bersama dinas terkait, Jum’at (19/2/2022).

Hadir pada hearing yang dipimpin H.Damroni Chudlori ketua komisi D ini, kepala dinas kesehatan dr Syaf Satyawarman dan beberapa dinas terkait, anggota komisi D dan anggota dewan dari Dapil Krian.

Banyak informasi yang dibuka dalam hearing ini oleh Dinas kesehatan, sebagai bukti pelaksanaan rekrutmen tenaga kerja sudah sangat transparan.

Dalam penyampaiannya, dr Syaf Satyawarman Kadinkes mengaku kesulitan, untuk menentukan komposisi tenaga medis dan non medis di RSUD Sidoarjo Barat, karena ada ribuan pelamar kerja yang masuk.

“Ada 8000 tenaga pelamar kerja, yang dibutuhkan hanya ratusan tenaga medis dan lain-lain. Sehingga saya harus profesional dalam menentukan tenaga yang dibutuhkan,” ujar dr Syaf.

Dr Syaf juga mengaku, dari jumlah 145 tenaga yang dibutuhkan, puluhan tenaga yang siap diterima merupakan warga Krian.

Namun untuk posisi yang khusus dan butuh keahlian, maka tim rekrutmen tetap melihat profesionalisme pengalaman kerja.

“Sebagai manusia biasa, tentu saja saya gak tega mencoret pelamar kerja. Tapi karena memang yang dibutuhkan adalah tenaga ahli, maka kita tetap utamakan profesionalitas,” jelas dr Syaf.

Dalam kesempatan ini, beberapa wakil rakyat juga diberikan kesempatan oleh pimpinan rapat, untuk menyampaikan masukannya soal penerimaan tenaga kerja ini.

M.Kayan wakil ketua dewan dari Gerindra yang juga dari Dapil Sidoarjo barat, mengingatkan kepada semua pihak bahwa RSUD Sidoarjo barat, merupakan rumah sakit yang diperuntukkan bagi warga di Sidoarjo barat, bukan hanya khusus warga Krian.

Karenanya, jika tetap memaksa harus semua warga Krian yang diterima sebagai tenaga medis dan lain-lain, maka sangat tidak elok.

“Saya dan beberapa anggota dewan dari Sidoarjo barat, berdarah-darah dalam memperjuangkan berdirinya rumah sakit ini. Jadi penyebutan rumah sakit Krian sangat tidak benar, karena memang yang benar adalah rumah sakit Sidoarjo barat. Karenanya saya minta soal tenaga kerja, jika sudah ada porsi dari warga Krian dan itu cukup banyak, maka biarlah porsi yang lain diberikan secara profesional,” ulas Kayan.

Hal senada juga disampaikan Sudjalil anggota dewan dari Dapil Krian, bahwa profesionalisme tenaga kerja harus tetap diutamakan.

Jika memang ada warga Sidoarjo barat khususnya warga Krian masuk kriteria tenaga yang dibutuhkan, maka dirinya yakin pasti akan diterima.

“Yang saya inginkan, tenaga kerja tetap profesional dan kalau memang ada yang dari Krian, ya menjadi prioritas,” ujar Sudjalil.

Sementara itu, Bangun Winarso anggota komisi D dari FPAN yang jiga warga Krian, meminta Dinas kesehatan untuk memberi ruang tenaga kerja warga Krian di lokasi parkir rumah sakit.

Jika memang aturan main dan hukum memang membolehkan parkir itu dikelolah mandiri oleh rumah sakit Sidoarjo barat, maka seyogyanya tenaga kerjanya merupakan warga Krian yang terdekat.

Sampai berita ini diturunkan, hesring masih berjalan.(Abidin)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *