Komisi D Terus Konsisten Perjuangkan Insentif Seluruh Guru TPQ Di Sidoarjo

Read Time:9 Minute, 28 Second

SIDOARJO (liputansidoarjo.com)- Perhatian komisi D DPRD Sidoarjo terhadap guru TPQ baik yang tergabung dalam FKPQ (Forum Komunikasi Pendidikan Al Qur’an) Indonesia Kabupaten Sidoarjo maupun yang tergabung dalam wadah FKK TPQ tidak pernah berubah.

Baik wadah FKPQ maupun FKK TPQ, sama-sama mendapat perhatian maksimal untuk mendapatkan insentifnya.

Seperti saat menerima pengaduan
macetnya pencairan honor guru TPQ yang tergabung dalam FKPQ, yang mestinya sudah mereka terima pada semester awal kemarin (bulan Juni), kepada komisi D DPRD Sidoarjo.

Pada Hearing yang dipandu tiga anggota Komisi D DPRD Sidoarjo yakni Thoriqul Huda M.AP (Golkar), Hj Ainun Jariyah (PKB) dan Aditya Nindyatman ST (PKS) ini, puluhan Ustadz dan Ustadzah yang hadir menumpahkan uneg-uneg dan rasa kecewa nya karena honor yang ditunggu ternyata tidak kunjung turun.

Bambang pengawas FKPQ Sidoarjo yang hadir pada hearing ini, menyatakan sekitar 902 guru TPQ yang tahun lalu mendapat tunjangan, tiba-tiba tahun ini nama dan datanya hilang dan digantikan oleh orang lain.

“Dari total 8055 guru TPQ se Sidoarjo yang mendapatkan honor, 902 guru TPQ yang tergabung dalam FKPQ malah belum dapat. Dan data mereka juga tidak tercantum lagi seperti tahun kemarin,” ujar Bambang.

Begitu juga yang disampaikan Nur Salim wakil ketua FKPQ, menurutnya honor sebesar Rp 350 ribu per bulan, yang mestinya diberikan tiap semester, sampai bulan 10 ini tidak jelas jluntrungnya.

Dan anehnya, guru TPQ diluar FKPQ yang tergabung dalam FKK, malah sudah mendapatkan semua.

“Padahal FKK ini tidak memiliki bagan organisasi berjenjang ke atas seperti FKPQ,” tutur Nur Salim.

Karenanya, ketiga anggota komisi D yang hadir, sepakat untuk kembali mengagendakan hearing lanjutan untuk mencari jalan keluar, dengan kembali mengundang kepala Dikkab Sidoarjo.

Sebelum pengaduan FKPQ ke dewan ini,
ratusan pengajar/guru TPQ yang tergabung dalam wadah Perkumpulan Forum Komunikasi Pendidikan Al Quran Indonesia ini sudah menggelar demo untuk memperjuangkan hak hak yang selama ini mereka perjuangkan menjadi pengajar TPQ , yang semestinya dapat gaji honorer itu.

Ada sekitar 500 pendemo yang terdiri dari para ibu ibu ini, pukul 08.00 Wib titik kumpul dari Masjid Kauman Taman, menuju ke Pendopo Sidoarjo yang di lanjutkan ke komisi D DPRD kabupaten Sidoarjo.

Permohonan tertanggal 17 Februari 2021 ada sejumblah 7.900 orang pengajar TPQ, namun pada tahun 2022 yang semestinya cair semua.

Tapi ada sekitar 713 pengajar TPQ sampai akhir Desember 2022 belum cair.

Sementara itu untuk guru TPQ dalam wadah FKK TPQ, Ketua DPRD Sidoarjo H.Usman menyatakan siap membantu dan mendorong program-program FKK TPQ Sidoarjo, termasuk menyetujui permohonan intensif mereka.

“Mereka sudah pernah mengajukan intensif sebesar Rp 500.000 jika anggaran Pemkab ada,  bagi kami dari dewan tidak ada lagi alasan menolak, “ katanya.

Masih menurut Usman, para guru TPQ yang masuk dalam wadah FKK ini, sudah berdiri sejak 2002 dan memang perlu mendapatkan perhatian.

“Mereka mengajari para generasi penerus membaca Al Quran, mencetak generasi Qurani. Makanya perlu sekali untuk diperhatikan, “ tegas Usman.

Dan hasilnya, pada tahun anggaran 2022 kemarin, sebanyak 7.307 guru TPQ Sidoarjo yang terwadahi dalam FKK (Forum Komunikasi Kepala)  TPQ Kabupaten Sidoarjo telah mendapatkan bantuan,  insentif senilai Rp 350.000 dari Pemkab Sidoarjo.

Naik Rp 50.000 dari sebelumnya tahun 2021 sebesar Rp 300.000.

Bupati Sidoarjo H Ahmad Muhdlor dengan tegas mengatakan, untuk kenaikan intensif guru TPQ sudah kami lakukan sejak awal usai pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo.

Jadi yang dipikirkan sekarang adalah menambah cakupan guru TPQ yang disasar,  termasuk guru Madin juga ada,  jumlahnya dari 7.100 menjandi 7.307 untuk guru TPQ.

Sedangkan untuk guru Madin juga sama dari 1.200 menjadi 1.900 guru Madin. Untuk tahun depan mungkin ada kenaikan,  namun ada dua pilihan antara menambah cakupannya  atau intensifnya yang dinaikan.

“Biar sama rata,  sama rasa masih kita pertimbangkan. Karena yang terpenting adalah bagaimana efek dari pemberian insentif ini bisa memicu atau menstimulasi tumbuhnya generasi-generasi Qur ani di Sidoarjo, “ katanya.

Oleh karena itu perlu dipikirkan lagi,  bukan hanya angkanya naik tapi cakupannya juga lebih banyak guru-guru yang kemudian mendapatkannya.

“Tadi juga disampaikan Ketua FKK TPQ kalau di Sidoarjo jumlahnya sekitar 1.500 TPQ,  kalau guru TPQ jumlahnya sudah jelas, yakni 7.307 orang,” ujarnya.

Sementara itu,  Ketua FKK TPQ Sidoarjo Muhammad Syaifulloh sangat berharap kepada seluruh anggotanya, tetap sangat untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. “Makanya jangan bimbang, jangan ragu-ragu, jangan bosan memajukan anak-anak bangsa,  memperjuangkan kalimat Illahi,” harapnya.

Ketua Pembina Forum Komunikasi Kepala Taman Pendidikan Al-Qur’an (FKKTPQ) Kabupaten Sidoarjo menjelaskanawal mula berdirinya ‘perkumpulan’ yang menjadi wadah bagi guru-guru TPQ dari 18 kecamatan di Kabupaten Sidoarjo.

Agar masyarakat, guru-guru TPQ, dan elemen lain, tidak salah mengartikan, dapat memahami dan mengerti tujuan awal didirikan FKKTPQ.

“Kami mendirikan FKKTPQ atas dasar Juknis (petunjuk teknis, red) yang dikeluarkan Kanwil Depag tahun 1993 kemudian diperbarui tahun 2003, ada klausul (kesepakatan atau perjanjian, red) bahwa Kepala Kantor Kemenag berkewajiban membentuk paguyuban yang menaungi pengelola TPQ dalam rangka pemberantasan buta aksara Al-Qur’an,” terang Abah Wahid.

Selain itu, Abah Wahid menegaskan bahwa FKKTPQ Kabupaten Sidoarjo dibentuk dengan tujuan mengurangi buta aksara Al-Qur’an hingga menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan TPQ di 18 kecamatan di Kabupaten Sidoarjo.

Awalnya, jelas Abah Wahid, pembentukan pertama FKKTPQ ada di Kecamatan Candi, Sidoarjo.

“Menjadi wadah untuk merumuskan berkaitan dengan pemberantasan buta aksara Al-Qur’an dan menyelesaikan problem (permasalahan, red). Atas dasar itu, kami mengumpulkan semua kepala TPQ (atau guru ngaji, red) di Kecamatan Candi, terbentuklah FKKTPQ,” sambungnya.

Gayung bersambut. Melihat perkembangan FKKTPQ yang makin bagus tiap waktu, jelas Abah Wahid, kemudian bernisiatif untuk mendirikan di setiap kecamatan di Sidoarjo melalui penyuluh-penyuluh KUA yang sudah dikenal oleh Abah Wahid. Hingga 18 kecamatan tersebut memiliki FKKTPQ masing-masing.

“Di forum itu, alhamdulillah dengan dana urunan kami mengajukan kepada kepala KUA dapat sumbangan ya disiapi kaleng kotak untuk operasional. Sempat menyisihkan Rp 2 ribu. Selaras dengan perjalanan, kok bagus, lalu saya meminta penyuluh-penyuluh untuk mendirikan FKKTPQ di kecamatan lain,” jelasnya.

FKKTPQ makin direspon positif. Abah Wahid melanjutkan, ada dana bantuan insentif untuk guru ngaji usulan dewan yang perlu disalurkan ke guru-guru TPQ, namun perlu melalui organisasi, lembaga atau perkumpulan yang independen. Disepakatilah FKKTPQ sebagai penyalur, kemudian dibentuk perkumpulan tingkat Kabupetan Sidoarjo.

“Maka selaras dengan itu, ada dana bantuan insentif untuk guru ngaji usulan dewan. Harus ada lembaga atau organisasi yang independen. Lalu, ada yang namanya FKKTPQ di Kecamatan Candi, lalu didirikan FKKTPQ Kabupaten Sidoarjo. Dalam perjalanan waktu, kami buat AD/ART dan logo,” bebernya.

Setelah terbentuk, Abah Wahid menegaskan, mulai berpikir terkait pembuatan logo, PD/PRT atau AD/ART, Akta Notaris, hingga pemilihan status ‘perkumpulan’ menjadi bentuk yang disepakati oleh seluruh anggota dari FKKTPQ Kabupaten Sidoarjo.

“Jadi, logo ini kami rapat di tahun 2005, setelah itu buat Akta Notaris. Maka berdasarkan logo ini, tidak ada namanya ‘Forum’ saja, tapi muncul nama ‘Perkumpulan Forum’, maka AD/ART di-review lagi jadi FKKTPQ,” jelasnya.

Selain itu, jelas Abah Wahid, SK Kemenkumham juga diperlukan, kendati yang muncul yakni bentuk ‘yayasan’, bukan ‘perkumpulan’. Namun, Abah Wahid tetap fokus pada tujuan awal pendirian FKKTPQ yakni untuk mendakwahkan Al-Qur’an bersama guru-guru TPQ di Kabupaten Sidoarjo.

“Jadi, target kami tahun 2015, bagaimana forum ini mempunyai SK Kemenkumham. Yang penting, berjalan barokah buat guru-guru TPQ. Dada kita untuk dakwah Al-Qur’an, urusan lain anggaplah rumput. Jangan sampai rumput itu mengalahkan padi. Andai dada kami dibelah, tidak ada niatan sedikitpun melakukan itu,” pungkasnya.

Dari data yang ada, pada tanggal 15-17 Mei 2023 lalu, tim PD Pontren Kemenag Kabupaten Sidoarjo, telah membantu Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo dalam rangka memverifikasi berkas pengajuan tunjangan insentif bagi Guru TPQ se-Kabupaten Tahun Anggaran 2023 semester pertama.

Verifikasi bersama dilaksanakan di Hall Diknas kabupaten.

Tim verifikasi PD Pontren terdiri atas Kasi PD Pontren H. Moh Sholehuddin, Ifa Ilmiah, S.Pd. (Pengolah Data TPQ), Dhifa, dan Masyitah.

Menurut Kasi PD pontren bahwa tim verifikasi terdiri atas dua unsur yaitu tim Diknas dan PD Pontren Kemenag. Tugasnya adalah memverifikasi berkas pengajuan bantuan insentif untuk guru TPQ tahun 2023.

Jumlah guru yang akan diverifikasi ada 8.055 orang.

Dalam satu hari tim akan menyelesaikan data dari 6 kecamatan. Direncanakan 8.055 berkas akan selesai dalam tiga hari.

Setelah selesai maka data hasil verifikasi akan dimasukkan dalam bagian penganggaran Pemkab Sidoarjo.

Bangun Winarso anggota komisi D DPRD Sidoarjo dari FPAN menyatakan, untuk tahun anggaran 2024, nilai insentif yang diberikan kepada guru TPQ ini masih diangka Rp 350 ribu / bulan, dengan total anggaran Rp 33 miliar.

Untuk jumlah guru TPQ yang mendapatkan insentif ini, sebanyak 8038 orang, yang lolos dalam seleksi verifikasi yang dilakukan oleh Dikkab dan Depag.

“Jumlah awalnya 9600 guru TPQ yang masuk dalam data awal, setelag diverfikasi, 1628 guru dinyatakan tidak lolos,” ujarnya.

Sedangkan untuk 902 TPQ yang melakukan aksi protes karena tidak mendapatkan insentif, komisi D akan melakukan pengecekan ke Dinas pendidikan, apakah mereka masuk dalam 1628 guru yang tereliminasi, atau malah mereka sudah masuk dalam 8038 guru yang terverifikasi.

“Kita minta data ke Dikkab, untuk dicocokkan, apakah 902 guru ini ikut gugur saat verifikasi atau tidak. Kalaupun ternyata mereka gugur, berarti harus memenuhi persyaratan dulu sebelum bisa diajukan pada tahun anggaran berikutnya,” ungkap Bangun.

Sebenarnya sejak beberapa tahun lalu, sebagao sarana penunjang dalam soal pendidikan, menjadi salah satu program yang diprioritaskan oleh Cabup Sidoarjo dari PKB Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor), termasuk dalam soal pendidikan agama.

Gus Muhdlor sudah menyiapkan program insentif plus untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas keilmuan bagi guru mengaji di kampung-kampung, Madin, serta Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).

Selain itu, insentif plus juga disiapkan untuk guru keagamaan lainnya dari lintas agama.

“Insentif Plus, artinya bukan hanya insentif, tapi juga ada fasilitas penunjang, seperti BPJS, beasiswa untuk para guru ngaji, hingga bantuan sarana-prasarana pembelajaran,” katanya.

Gus Muhdlor mengatakan, peran para guru ngaji tersebut sangat strategis dalam membantu membentuk akhlak generasi muda.

Ini mengingat TPQ dan Madin merupakan lembaga-lembaga peletak fondasi akhlak setelah keluarga.

“Para guru ngaji juga berperan membentuk pemahaman Islam yang rahmatan lil alamin sejak dini kepada anak-anak kita. Karena itu, salah satu program utama kami kedepan adalah meningkatnya kesejahteraan sekaligus kualitas keilmuannya para guru ngaji,” imbuhnya.

Peningkatan kesejahteraan bagi guru ngaji dan madin ini akan didapatkan dari skema Insentif Plus yang nantinya bisa dilakukan melalui beberapa mekanisme. Selain penambahan insentif, program yang akan dijalankan Gus Muhdlor nantinya adalah dengan mengikutkan mereka dalam program BPJS Kesehatan.

“Peran guru ngaji tidak kalah pentingnya dari guru sekolah formal, karena ikut menanamkan akhlak mulia kepada anak,” tukas putra KH Agoes Ali Masyhuri itu.

Selain peningkatan kesejahteraan, Gus Muhdlor yang dalam Pilkada mendatang akan berpasangan Calon Wakil Bupati Subandi tersebut juga akan fokus pada peningkatan keilmuan para pengajar di TPQ dan Madin melalui pemberian beasiswa untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang pascasarjana.

Di samping itu, pelatihan rutin untuk meningkatkan skill dan pengetahuan guru ngaji ini juga akan terus digalakkan.
“Jadi para guru ngaji juga disiapkan beasiswa, bisa kuliah nambah ilmu, bahkan bisa sampai pascasarjana. Peningkatan keilmuan tentu juga akan berdampak pada kualitas pembelajaran, yang ujungnya manfaatnya dirasakan oleh anak-anak Sidoarjo,” jelas dia.

Untuk menunjang pendidikan di TPQ dan Madin, sambung Gus Muhdlor, juga akan mengalokasikan pembangunan infrastruktur penunjang proses belajar mengajar di TPQ dan Madin seperti renovasi TPQ hingga bantuan sarana dan prasarana pembelajaran.

“Kami sangat menghargai dan berterima kasih atas kegigihan dan keihkhlasan para guru ngaji dalam mendidik putra-putri generasi penerus bangsa. Insyaallah ilmu yang telah diberikan ke anak-anak didik akan menjadi amal jariyah yang akan terus membawa manfaat,” terang Direktur Pendidikan Progresif Bumi Shalawat tersebut. (Adv/Abidin)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *