Legislator Asal Sedati Minta Segera Ada Klarifikasi Soal Isu Masjid Untuk Bungker Senjata

Read Time:1 Minute, 34 Second

SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)- Statement Bupati Sidoarjo Muhdlor Ali di salah satu kanal TV Swasta yang menyebutkan ada salah satu masjid di Wilayah Kecamatan Sedati, yang dibawahnya menjadi tempat penyimpanan senjata atau bunker, ditanggapi serius H.Khulaim Junaedi anggota DPRD Jawa Timur asal Kecamatan Sedati.

H.Khulaim Junaedi

Menurut Legislator asal PAN ini, agar lontaran bupati itu tidak menjadi isu dan bola liar meresahkan warga, perlu ada penjelasan dari aparat terkait.

Karena bagaimanapun juga, dirinya berharap tidak terjadi di Sidoarjo apa yang diucapkan bupati itu, khususnya yang di sedati.

“Semoga itu hanya upaya tindakan preventif dan kehati-hatian,tapi jika indikasinya memang ada, sesegera mungkin ada upaya kepolisian dan himbauan kepada warga agar tidak panik,” ujar Khulaim.

Ketua Himpunan Putra-Putri dan Keluarga Angkatan Darat (HIPAKAD) Sidoarjo, Husni Thamrin juga meminta pada bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali tidak asal ngomong tentang isu radikalisme yang justru menimbulkan kegaduhan di masyarakat. 

Seperti diketahui, Viral video Bupati Sidoarjo menyatakan ada 15 Kecamatan di Sidoarjo, yang terafiliasi paham radikalisme, atau dimasuki paham radikal.

Dalam video itu juga disebutkan ada salah satu Masjid di Wilayah Kecamatan Sedati yang dibawahnya menjadi tempat penyimpanan senjata atau bunker.

Video yang diunggah kanal YouTube TV9 official itu, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali memberikan pidato pada kegiatan pelantikan pengurus cabang Nahdlatul Ulama Wonoayu, Minggu (06/02/22).

Muhdlor mengatakan telah mendapat data akurat bahwa ada lima belas Kecamatan di wilayahnya telah terafiliasi paham radikalisme.

“Datanya akurat. Bahkan, ada Perumahan X dan ada bangunan Masjid, di bawahnya ada bunker untuk penyimpanan senjata,” terangnya dalam video yang beredar.

Kebanyakan kelompok radikal ini diketahui bukan asli warga Sidoarjo. Meski keanggotaanya masih terbilang sedikit, hal itu menjadi perhatian khusus bagi Bupati Sidoarjo.

“15 Kecamatan itu diketahui ada beberapa Desa yang berstatus kuning maupun merah. Seperti di wilayah Sedati, Balongbendo, Buduran, Gedangan, Candi dan Tarik. Paham radikal ini menyebar dengan cepat melalui masjid dan komplek perumahan,” jelas Muhdlor. (Abidin)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *