Turun Langsung Ke Tulangan, Abah Usman Langsung Beri Solusi Pendidikan Kedua Putra Novi
SIDOARJO (liputansidoarjo.com)–Mendapat info adanya anak usia 10 tahun yang belum bisa baca tulis di Kecamatan Tukangan, ketua DPRD Sidoarjo H.Usman langsung bergera cepat melakukan kunjungan ke kediaman Aditya di Desa Tulangan RT 2 RW 4, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo.
Usman datang bersama legislator PKB H Rizza Ali Faizin dan Damroni Chudori.
dan ditemui Satriya sang kakak.
H.Usman lalu bertanya panjang lebar tentang peran Baznas saat membantu keluarga Novi sejak sebelum Ramadan lalu.
Diantaranya, berusaha membantu Novi modal untuk cari nafkah berdagang sayur-mayur.
Usman juga memperoleh informasi tentang kondisi Aditya. Di antaranya, bocah itu belum bisa membaca dan menulis sama sekali.
Media belajar baca tulis tertempel di dinding rumah. Latin maupun Arab. Rupanya, sehari-hari Novi juga berusaha mengajari putranya baca tulis. Tapi, usahanya belum berhasil. Padahal, anak seusia dia seharusnya sudah kelas III sekolah dasar.
Aditya lebih suka main HP. Terus hampir sepanjang hari. Karena itu bagian matanya agak menghitam. Tamu-tamu melihatnya dengan prihatin. Meski, dia tetap terlihat ceria seperti layaknya anak-anak
.”Ada anak usia kelas III belum sekolah. Lingkungan harus peduli,” ungkap Usman.
Usman juga menekankan pentingnya penanganan secara komprehensif. Tidak hanya tak mampu baca-tulis. Aditya juga tidak lepas dari ponsel. Ternyata, anak janda beranak dua itu memang tidak bisa sekolah karena kekurangan biaya. Puskemas diminta memperhatikan kondisi itu.
Dia meminta Aditya diberi terapi dulu untuk mengatasi ketergantungan main ponsel terus-menerus. Kemudian, diatasi kesulitan biaya sekolahnya. ”Jangan sampai di Sidoarjo ini ada anak yang tidak bisa sekolah karena alasan biaya,” ungkap legislator asal Sedati tersebut.
Tak lama kemudian, Novi dan Aditya muncul.
Usman memberi tahu bahwa Aditya sudah disiapi sepatu, tas, dan baju seragam.
Bahkan, kalau perlu sepeda untuk ke sekolah, akan disiapkan juga. Semuanya akan dikirim. Tentu saja Novi dan Aditya senang bukan main.
Ada satu persoalan lagi yang dihadapi keluarga Novi. Apa itu? Ijazah Satriya, kakak Aditya, ternyata tak diberikan oleh sekolahnya.
Sebuah madrasah tsanawiyah di Tulangan. Dia menunggak biaya sekolah hingga Rp 7.300.000 selama belajar di sekolah itu. Ijazah remaja 17 tahun tersebut ditahan hingga dia kelas II SMK.
Masalah itu pun diselesaikan. Baznas Sidoarjo membantu melunasi tunggakan tersebut bersama pihak sekolah.
Dan, ijazah akhirnya diserahkan kepada Baznas. Kemudian Baznas memberikannya langsung kepada Satriya. (Abidin)
Average Rating