
Pilkada 2024 Usai, Abah Sholikan Sebut Sistem Pilkada Langsung Sudah Sangat Demokratis
SIDOARJO (liputansidoarjo.com)- Pilkada Kabupaten Sidoarjo 2024 telah usai, seiring penetapan calon terpilih bupati dan wakil bupati Sidoarjo oleh KPU Sidoarjo dan DPRD Sidoarjo beberapa hari lalu.
Berlalunya Pilkada serentak 2024 dengan berbagai warna di dalamnya ini, ternyata mendorong munculnya wacana Pilkada 2029 nanti cukup dipilih melalui legislatif seperti masa lalu.
Tidak tanggung-tanggung, wacana ini dilontarkan oleh Presiden Prabowo Subiyanto yang disambut beragam komentar dari partai peserta pemilu.
Bagaimana respon petinggi partai di Kabupaten Sidoarjo soal ini ?.

Ketua DPC PPP Sidoarjo, H. Sholikan Arief mengatakan, jika Pilkada dipilih melalui Legislatif lagi, maka hal merupakan kemunduran demokrasi yang ada.
Pasalnya, sistem pilihan kepala daerah melalui legislatif, sudah pernah digelar puluhan tahun di Indonesia.
“Yang dimaksud kemuduran, dulu Indonesia sudah pernah menerapkan pemilihan Kepala Daerah dipilih Wakil Rakyat di gedung dewan. Jika sekarang Kembali ke masa lalu, artinya itu kemunduran,” Ujar Abah Sholikan.
Masih dikatakan pria pemilik pabrik benang di Tulangan ini, jika alasan biaya Pilkada atau Pilpres besar, maka tidak ada jaminan seorang Kepala Daerah baik Bupati maupun Gubernur dipilih DPRD biaya politiknya menjadi lebih murah.
Pasalnya, factor Loby-Loby kepada pemilik hak suara, tentu tidak bisa dilepaskan kemungkinan memunculkan sebuah nominal angka.
“Jika alasan cost atau biaya politik tinggi, apakah bisa menjamin tidak ada angka yang muncul untuk mendapatkan suara di dewan. Sedangkan kalau secara langsung, rakyat dikasih berapa saja pasti diterima,” Ujar H. Sholikan.
Karenanya, Ketua DPC PPP Sidoarjo ini berharap, wacana itu tidak akan diwujudkan kedepannya, demi menjaga sistem demokrasi yang sudah cukup bagus saat ini.
“Demokrasi ya seperti ini biarkan rakyat yang memilih calon pimpinan daerah,” katanya. (Abidin)
Average Rating