
Kunjungi Kampung Batik, Wujud Nyata SMA Al Muslim Lestarikan Budaya Bangsa
SIDOARJO (liputansidoarjo.com)-
Siswa SMA Al Muslim Sidoarjo melakukan kegiatan Field Trip di Kampung Batik Surabaya yang terletak di Jalan Putat Jaya Barat VIIIB No.31 Surabaya.

Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Selasa, 08 Oktober 2024 ini, dilaksanakan oleh siswa siswi kelas sebelas (XI Al Alim) dengan jumlah 24 siswa.
Field Trip dengan tema Preserving Batik as Indonesian Cultural Heritage ini, memiliki tujuan melestarikan budaya dan warisan bangsa, mengembangkan potensi dan kreativitas, memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat, serta mengetahui bahan batik ramah lingkungan dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Siswa siswi berangkat mengendarai Bus dari Waru-Sidoarjo menuju Surabaya pada pukul 08.00 WIB.
Kepala SMA Al Muslim Sidoarjo Dr. Mahmudah, S.Ag., M.Pd.. Ustazah Mahmudah berpesan untuk mengembangkan kreativitas melalui kegiatan membatik ini.
Tidak hanya itu, apabila dipelajari lebih dalam lagi, siswa akan dapat menarik pelajaran tersebut pada berbagai bidang seperti ekonomi, lingkungan, dan bidang-bidang lain.
“Belajar membatik juga dapat menjadi media untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
Sesampainya di Kampung Batik, tepatnya pada Rumah Kreatif Batik Putat Jaya, siswa mendengarkan materi mengenai Batik dari Pak Pengky selaku pengurus, dan dilanjutkan dengan kegiatan membatik.
Kegiatan membatik kain 20cmx20cm ini diawali dengan ngemplong yakni mencuci kain mori untuk menghilangkan kanji yang menempel pada kain kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran yakni memasukkan kain ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang.
Tahap selanjutnya, siswa membuat pola di atas kain lalu dilanjutkan dengan proses mbhatik dengan cara menorehkan cairan lilin (malam) ke kain.
Kemudian, siswa melakukan kegiatan nembok yakni menutupi bagian yang tidak diperbolehkan untuk terkena warna dasar.
Selanjutnya adalah medel, merupakan proses pencelupan ke cairan warna secara berulang.
Tahap berikutnya adalah ngerok dan mbirah yang berarti lapisan lilin pada kain dikerok secara hati-hati mengunakan lempengan logam kemudian dibilas dengan air bersih lalu diangin-anginkan.
Selanjutnya adalah mbironi atau menutupi warna biru, ngrining atau mengisi bagian yang belum diwarnai, menyoga atau mencelupkan kain ke dalam warna coklat, dan terakhir adalah nglorod atau melepaskan seluruh lilin dengan cara memasukkan kain ke dalam air mendidih yang dibolak-balik dengan bambua agar lapisan lilin menghilang, setelah itu diangkat, dibilas, dan diangin-anginkan hingga kering.
Siswa sangat antusias dalam melakukan kegiatan ini. Menurut Flora, salah satu siswa kelas XI Al Alim SMA Al Muslim Sidoarjo, kegiatan ini seru dan menyenangkan.
Ia akhirnya bisa mengetahui proses membatik yang ternyata tidak mudah dan membutuhkan kesabaran, ketelitian dan kreativitas.
Dengan melakukan kegiatan Field Trip di Kampung Batik ini, diharapkan siswa dapat melakukan tujuan pembangunan yang berkelanjutan mulai dari pelestarian budaya dan warisan, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pengembangan pariwisata, pelestarian lingkungan, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Harapan tersebut sesuai dengan pendapat Pak Pengky.
“Batik memiliki kontribusi yang baik pada masyarakat. Semakin banyak yang pesan, maka pekerjaan juga banyak sehingga bisa mengajak warga sekitar dan dapat menjadi pemasukan warga”ulasnya. (Abidin)
Average Rating